25 Februari 2009
Diposting oleh
Me In Action
di
21.03
0
komentar
21 Februari 2009
koTak _masih cinta
background: transparent none repeat scroll 0% 0%; cursor: pointer; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" class="yshortcuts" id="lw_1234851110_3">Cinta
Intro : A E F#m 2x
E C#m
Tik,.,tik,.,.tik
F#m B
Waktu berdetik
G#m C#m A B
Tak mungkin bisa ku hentikan
E C#m F#m B
Maumu jadi mauku
G#m C#m A B
Pahitpun itu ku tersenyum
A B G#m C#
Kamu tak tahu rasanya hatiku
F#m B E
Saat berhadapan kamu
E C#m
Tik,.,tik,.,.tik,.,.
F#m B
Air mataku
G#m C#m A B
Biar terjatuh dalam hati
E C#m F#m B
Mau ku tak penting lagi
G#m C#m A B
Biar ku buat bahagiamu
A B G#m C#
Kamu tak tahu rasanya hatiku
F#m B E
Saat berhadapan kamu
A B G#m C#
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
F#m Am B A
Jadi diriku, yang masih cinta
interlute : A G#m F#m 2x B
A B G#m C#
Kamu tak tahu hancurnya hatiku
F#m B E
Saat berhadapan kamu
A B G#m C#
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
F#m Am B E
Jadi diriku, yang masih cinta
Code : F#m A D
---------------------------------------------------------------------
Visitor Ip: 192.168.8.21, 203.153.213.148
Bersumber dari blog tutorial melodi gitar dan lirik kord lagu :
http://ekhan-gitaris.blogspot.com
Diposting oleh
Me In Action
di
15.24
0
komentar
Label: My Liric Music
13 Februari 2009
Cinta Anak Rohis
Ku patutkan diriku di depan cermin sepulang sekolah. Ku pandangi dengan bangga wajah oval milikku. Rahang kokoh, lintangan alis tebal menukik tajam, kata orang, ”seperti sorot mata elang”. Belahan dagu yang menghias wajahku membuat ku semakin percaya diri. Ku pandangi lagi tubuh 170 cm itu dari ujung rambut hingga jempol kaki.
”telapak kaki mah gak usah, gak kelihatan ini.” seraya memamerkan pada crmin. Badan yang sungguh tegap hasil fitness rutin sepekan sekali. Kulit coklat yang mengesankan. Macho, Man!
Aku terus memandangi diriku, sesekali tersenyum sendiri. Cermin ini tak mungkin bohong. Apa yang kurang dariku? Aku tampan! Harta lebih dari cukup. Ayahku yang pejabat BUMN itu bahkan memberi Honda Jazz untuk aku berangkat sekolah. Prestasi? Dalam bidang akademik aku selalu lima besar dikelas. Setidaknya itu membuktikan bahwa aku cukup cerdas. Bahkan, aku ikut dua kursus bahasa sekaligus. English at BEC dan Al-Arabiyyah Course. Hebat kan? Untuk non akademik, aku mewakili sekolah sebagai Pasukan Pengebar Bendera tingkat Kabupaten. Apa lagi? Religi? Aku aktifis rohis di sekolah. Intensitas kehadiranku pada mentoring pekanan cukup membanggakan. Aku jarang absen pada Bang Ikhsan, kakak mentorku.
Dalam berpakaian pun aku selalu rapi, terkesan necis malah. Bajuku selalu yang paling putih dikelas. Harga tasku saja tak kurang dari 400 ribu. Ck…ck…ck.. apa lagi?Yup! betul-betul perfect kan ?!!
Aku melompat ke atas springbad eksklusifku, merebakan tubuh yang selalu aku banggakan ini. Cihuyyy…bahagia sekali! Perlaahan ku membaca puisi singkat yang ku tulis dalam organizer mahal yang ku beli tadi siang.
Cinta!!
Ketika sketsa senyummu mengepak sayap anganku,
Tuk terbang melayang ke samudera biru
Melepas berjuta rindu…
Kasih,, adakah kau rasa sebagaimana aku merasa???
Masjid At-Taqwa, sekolahku, 29 Januari 2009
Pasca senyuman seorang ukhti, ba’da syura.
Rasa GR melanda diriku hari ini. Ku dekap puisi cinta itu dalam dada. Kamar berdinding tebal bercat warna-warni itu membawa anganku melayang. Membuka memori indah sewaktu syura rohis tadi siang.
Lain halnya dengan danang, sahabat karib ku. Pada jam yang sama sore itu…
Lagi-lagi aku harus jaga warung. Sebel! Masa baru pulang sekolah langsung disuruh kerja? Emank aku gak punya kerjaan lain apa? Kapan mau ngerjakan PR? Trus, gimana mau dapat rengking? Kan malu, seluruh kru An-Naml, kelompok mentoringku, adalah juara di kelas masing-masing. Aku? Fisika, Matematika, bahasa Inggris, harus ikut remidi karena semuanya di bawah SKM. Jangan Tanya kimia, nasibnya jauh lebih buruk. Soal-soal thermodinamika dengan guru super disiplin itu benar-benar mengernyitkan keningku. Bukannya membuatku pintar, guru itu membuat kerja otakku yang sudah lemot ini menjadi semakin lamban. Jangan harap belaian angin sepoi-sepoi nan lembut di kompleks ini membuat gusar hatiku sirna begitu saja. Bagiku, ia bahkan lebih terasa menampar kedua pipi ini. Uuugghh!!
“Assalamualaikum..”
“Eh …Eh..Ukhti Nisa, Waalaikumsalam. Mau beli apa?”
Cabe keritingnya masih ada, Akh?”
“Eh ada, berapa?”
“ Dua ribu saja.”
Duh.. heran, kenapa ya setiap melihat Nisa, dadaku berdegup tak beraturan? Dia memang cantik, Pintar, Mantan ketua keputrian Rohis. Ia tetanggaku, hanya berselang beberapa rumah dari warung super sumpekku ini. Nisa, putrriImam Masjid Agung As-Salam. Masjid terbesar di kota ku. Melihat jalannya yang tenang, pandangannya yang tunduk, jilbabnya yang lebar, subhanallah, tampak tampak anggun dikejauhan dan kian menarik apabila mendekat. Senyumnya? Ah, inikah cinta? Aku jadi ingin bernasyid , ‘…jangan kau berpaling dari cinta. Cinta dari Yang Maha Pencipta, kau pasti tergoda…
“ udah belum cabe nya??”
“ Eh iya, ini. Dua ribu kan?
ihhh, kok malah bengong sich? Sambil bernasyid cinta lagi..malu-maluin aja… Sukran, Akh. Assalamualaikum.”
“ Waalaikumsalam..”
Astagfirullah, badan ku terasa lebar. Gimana nih, bingung. Ya Allah… inikah rasanya jadi remaja?? Kuambilsecarik kertas dari uku tulis lepek yang biasa dipakai ibu untuk mencatat hutang-hutang tante-tante rentenir. Biar terlepas semua gelisah, biar terhempas segala resah…
Cinta??
Bulan, senyummu setia.
Menghantar rembulan daun, Ribuan tahun.
Cinta, kasihmu juga setia.
Menghantar kelana jiwa, seluaas masa.
Nisa, adakah kau rembulan untukku, kala senyummu dalam terisakku?
Warungku yang sumpek, 29 Januari 2009.
Hati Danang terasa lebih tenang kini, warung sumpeknya justru menjadi tempat berbagi. Ah, bayangan Nisa masih melintas dalam angannya, perlahan Danang mendekap puisi itu, lalu matanya berkaca-kaca. Ah ! cinta! Danang melepas gundahnya dalam tangis.
“ Danang….angkatin jemuran!” teriakan ibunya menghilangkan nuansa melankolis itu dalam sekejap.
@@@@@
Semenjak syura untuk seminar rohis di masjid An-Nass sepekan yang lalu, rasanya Aku semakin betah berlama-lama di masjid. Nyaman sekali, seperti siang ini, kru mentoringku sudah berkumpul. Seberapa menyengatpun panas, atau sedingin apapun hujan yang mendera di luar sana, bagi kami, serambi masjid ini selalu menjadi tempat terindah. Mungkin karna banyak nuansa iman disini. Apalagi banyak pemuda saleh seperti kelompok mentoring ini untuk mengaji pekanan. Hembusan angin disertai gerimis rintik-rintik membawa canda semakin akrab. Gemercik rintik hujan menemani penantian kami. Terkadang tiupan angin membawa rintik-rintik air itu bermain di serambi masjid, membasahi sebagiannya dengan mesra. Tebak-tebakkan, diskusi kecil, latihan Nasyid, Ah… Alangkah indahnya ukhuwah ini. Sambil menunggu Bang Ihsan, seperti biasa mereka berdiskusi tentang banyak hal. Ups! Bukan diskusi ding ! tepatnya bercanda.
Tiba-tiba dari ballik ruang IA 2, Nisa melintas mengantar adik kelasnya. Tampaknya ia membawa proposal untuk seminar bulan depan. Duh Nisa, sudah kelas tiga dan menjelang ujian begini masih sempat-sempatnya membimbing rohis untuk seminar.
Subhanallah. Sepertinya kelompok mentoringku cuek saja, Cuma danang yang kelihatannya mencuri-curi pandang, benak ku dalam hati. Menyebalkan!!masak anak rohis gak bisa menjaga pandangannya. Ku tatap Danang dengan sorot mata elangku, tak ku sangka ia membalas tatapanku. Awas, kalau macam-macam dengan Nisa!! Batin ku dalam hati.
“Eh, tuch bang Ikhsan sudah datang” seru teman-teman membubarkan tatapan kami.
@@@@@
Gerimis rintik-rintik yang dari pagi membasahi sekolah kami perlahan mulai reda. Menyisahkan udara dingin yang semakin dingin karna hembusan angin. Mentoring hari ini, di gelar di serambi masjid. Meski kalau boleh memilih, mentoring didalam masjid tentu lebih nyaman dan hangat. Namun, tampaknya masjid masih ramai. Beberapa aktifis akhwat rohis sedang syura seminar di dalam masjid. Mereka ditemani akhwat kelas tiga, Nisa, dan Bunga, kadang terdengaar canda mereka, ramai sekali. Sesekali mentoringku cukup terganggu juga oleh suara mereka. Terlebih Bang Ikhsan tidak menyukai kebisingan. Sampai-sampai dia merasa perlu menegur mereka. Bang Ikhsan meminta mereka mencari tempat lain untuk syura. Nggak baik katanya kalau bercanda di dalam masjid. Padahal, aku sebelumnya sempat memberi usul.
“ bang ikhsan, biarin mereka tetap syura di masjid. Nggak terlalu mengganggu kok.” Suara lantangku membela. Tapi entah siapa yang ku bela. Apa karena keberadaan Nisa disana??
“ Iya, lagi pula masjid ini kan bukan punya kita, Bang.” Danang menambahkan dengan semangat untuk mengalahkan suara lantangku.
Sontak, ku tatap wajah Danang, namun dia membuang muka tak beraturannya untukku. Tampaknya, kelompok mentoringku ini, mulai membaca geliat aneh dalam diriku, dan mungkin juga si Danang. Melihat tingkah ku dan Danang yang sok membela dan ngotot kepada Bang Ikhsan, mungkin itulah yang membuat diskusi pagi itu berhenti sejenak. Memang, belaan itu adalah sesuatu yang sangat jarang aku lakukan, kalau bukan demi, Nisa. Ditambah lagi, pasca pertemuan tatapan mata elangku dengan Danang. Hampir persahabatan kami hampa dan diam tanpa kata. Kami tak pernah lagi bercanda bahkan meramaikan mentoring, menjahili setiap rohis Akhwat, sedangkan biasanya tingkah ku dan Danang selalu ditunggu-tunggu untuk mengkocok perut mereka.
Namun, mentoring tetap berjalan dengan lancar. Taushiyah dari Bang Ikhsan memang selalu menarik. Bang Ikhsan adalah alumni sekolah kami empat tahun yang lalu, mantan ketua rohis. Kini sedang kuliah semester akhir jurusan matematika di universitas faforit di negeri ini. Dia adalah seseorang yang sederhana tetapi hebat dan berkarisma.
@@@@@
Sementara itu, Angin malam berhembus dengan pelan. Menerobos celah –celah kamar berdinding pelepah. Membawa udara sejuk yang membelai dengan cinta. Danang merenung, baying wajah Nisa elalu saja melintas dalam sisi imajinernya. “ aku tak mengerti ada apa dengan hatiku ini. Sejujurnya aku tidak ingin kehilangan sahabat karibku, Reza hanya karena seorang akhwat yang belum tentu menjadi jodohku.”…astaghfirullah….keluh danang
@@@@@
Malam itu, di sela senyum Nisa yang selalu terbayang, terlintas olehku, seorang sahabat ku…Danang. Aku tak bisa memejamkan mata indah ku dalam gejolak hati ini. Ku buka tirai kamar dan kulihat purnama yang tersenyum meledekku. Apa yang sebenarnya terjadi padaku??? Apakah persahabatan ini harus terhianati hanya karena seorang akhwat itu???
Ku raih handphone tipe terbaru yang baru saja aku beli. Sepucuk sms kukirimkan kepada sahabat karip ku, Danang.
‘Adukan segalanya pada Allah, Sang Pencipta Cinta.
Dan persahabatan kita tak kan pernah sirna.’
Ku basuh tubuh ku dengan air wudhu, dank u harap begitu juga Danang Lalu ku adukan segala gejolak jiwa yang memberontak ini pada Allah. Dalam sujud panjang sholat malam. Dalam diam dan sunyi. Pasrah pada Sang Pemberi Cinta, karunia terindah untuk manusia. Jangan sampai fitnah wanita ini memporak-porandakan bangunan ukhuwah yang selama ini indah terasa. Duhai Allah ku Pasrahkan semuanya pada-Mu.
Dalam kedamaian hati, kami menerima pesan singkat dari Rifky, teman rohis kami.
‘assw. Senyummu unt sdrmu adlh shadaqah, akhi.
Kbr gembira! Bsk siang, syura perdana mentoring kita sbg panitia walimah bang Ikhsan dan Nisa Ratna Salsabialla, yang akan di helat 2 bulan setelah kelulusan.
Hrp dtang On Time. Thx wass.’
Membaca sms itu aku tersenyum, berniat akan datang, lalu tertidur lelap. Dan mungkin begitupun dengan Danang. Ke ikhlasan telah menyelimuti cinta kami pada Nisa.
Diposting oleh
Me In Action
di
01.58
0
komentar
Label: Story...
SF
SMAdABO – (12/02) kedatangan beberapa penilai dari SF (SAMPORNA FOUNDATION). Lembaga pendidikan yang mulai masuk ke kota bojonegoro setahun yang lalu itu, memiliki beberapa program pengembangan pendidikan dan beasiswa, yang telah diaplikasikan di beberapa daerah di Indonesia.
Seperti beberapa bulan yang lalu, SF memberikan pelatihan kepada kurang lebih 70 orang tenaga pendidik di Bojonegoro demi peningkatan mutu cara pengajaran terhadap siswa. SMAdABO sendiri mengirimkan 8 orang guru dalam acara yang bertema Adobe Teacher Program itu. Firman, salah satu staf SF bagian development program yang di temui ZZ di ruang kepala sekolah saat wawancara, mengatakan bahwa sebenarnya kedatangan SF di SMAdABO ini untuk menindaklanjuti kegiatan tersebut. SF memastikan seberapa besar pengaruh sosialisasi yang telah mereka berikan kepada guru-guru. Oleh karenanya, mereka mendatangi 4 sekolah dari 9 sekolah yang telah mengirimkan guru-gurunya untuk mengikuti kegiatan Adobe Teacher Program. 4 sekolah yang di datangi itu adalah SMAN 3 Bojonegoro, SMAN Dander, SMAN 1 Ngraho, dan SMAN 2 Bojonegoro.
Dalam kunjungannya, mereka mendatangi dua kelas yang salah satu nya adalah kelas XI IA 2. bersama bimbingan Siswanto, guru mata pelajaran Kewarganegaraan yang juga wali kelas kelas XI IA 2 tersebut dengan bangga memperkenalkan kelasnya serta murid-muridnya. Para siswa yang sedang bersantai saat menunggu pergantian jam pelajaran, sontak diherankan dengan kedatangan firman yang menenteng kamera mengambil beberapa gambar dari setiap sudut kelas yang berhiaskan spanduk indah bertuliskan motto kelas di bagian belakang. Siswanto, yang juga peserta Adobe Teacher Program itu pun mengajak para siswa membunyikan yel-yel yang setiap harinya mereka sorakkan sebelum pelajaran dimulai. “saya sempat berbincang-bincakng dengan beberapa murid, dan saya rasa mereka terlihat bangga dengan kondisi kelas dan cara mengajar yang enjoy. Semoga saja ada perubahan yang lebih baik.” Tutur Firman.
SF mengharapkan, setelah ini guru mampu mensosialisasikan solusi-solusi cara mengajar yang telah di berikan SF. Sisil, yang juga staf SF bagian Risert and development menambahkan bahwa fasilitas itu adlah pendukung, tetapi proses dalam kelas lah yang lebih penting. Dia juga menambahkan, SMAdaBO telah memiliki kemauan untuk melakukan perubahan, tetapi semua itu butuh proses.
Diposting oleh
Me In Action
di
01.11
0
komentar
Label: Berita
08 Februari 2009
Upacara Perdana, kobar semangat siswa
SMAdaBo- suasana mendung menyelimuti upacara pertama di semester II, senin, 9 Pebruari 2009 ini. Meski angin bertiup semilir, membawa hawa dingin dan tak ayal membuat rasa malas untuk beraktifitas, namun itu semua tak berpengaruh pada semangat seluruh siswa SMAdaBo. Dibawah komando guru fisika kelas XI, Ribut Margo, saat mempersiapkan barisan membuat segenap siswa bangun dari rasa malas.
Upacara perdana dengan pembina guru PKN kelas XII, Drs. Nugroho mampu membuat semangat di hati para siswa SMAdaBo semakin berkobar. Beliau hanya memberikan dua amanat, namun bekitu menusuk hati segenap siswa.
Sikap disiplin dan pemanfaatan waktu membuka amanat guru yang merupakan suami dari guru bahasa Inggris, Sri Wilujeng. Kelas X7 yang hari itu menjadi petugas upacara tak luput dari komentar beliau. Kata cukup baik adalah nilai yang diberikan pada mereka. Para peserta yang permulaan mengikuti upacara dengan khidmat memantapkan hati mereka untuk lebih baik di upacara mendatang. Tanpa tolehan dan tanpa ulah yang membuat gaduh. Semangat untuk lebih berprestasipun di ucapkan oleh beliau. “Buatlah esok lebih baik dari hari ini, dan lusa semakin baik dari besok.” Ujar beliau dengan lantang. Beliau berpesan bahw, semester I merupakan cambuk bagi kita, para siswa untuk dapat lebih baik di semester II ini. Karena semester II merupakan penentuan dari proses belajar kita selama satu tahun. Semester dua merupakan penentuan penjurusan bagi kelas X, penentuan kenaikan bagi kelas XI, dan penentuan kelulusan bagi kelas XII. Kalimat “Ingin membuat SMAdaBo bangga” terpahat dalam setiap hati para siswa saat upacara selesai dan menjadi nyanyian suci yang terlantun dalam tiap langkah.
Langit mendung yang menggantung di atas SMAdaBo menjadi saksi berkobarnya semangat belajar di hati para siswa.
Diposting oleh
Me In Action
di
23.04
0
komentar
Label: Berita