28 Juni 2008

Ini Sebuah Akhir dari penantian......

Bayang wajah itu kembali hadir

Seakan kembali mengisi ruang hati yang telah lama ditinggalkan..

tuk menjadi pelita dalam jiwa yang lama dirundung kegelapan..

menuntun jalan mencari jati diri yang hilang..

mencari nilai kasih melayang..

06 Juni 2008

In This Year

Setahun, waktu yang zcukup lama dan singkat sekali menurutku. Sesingkat musim hujan yang menghiasi negeri kita.
Masih sangat terniang sekali di memori otakku. Setahun yang lalu…
Siang itu ku sibak panasnya terik planet terpanas di dunia ini hanya untuk sebuah tanda tangan. Yah… sebuah tanda tangan yang sangat berarti dalam hidup ku saat itu. Usai pulang zsekolah tepatnya 12.00 matahari tepat berada diatas kepalaku yang tertutup kain putih.
Bersama 2 sahabatku yang juga sangat mengharapkan tanda tangan itu ku ayunkan sepedah ku yang kehilangan satu murnya di bagian keranjangnya. Kami bertiga menuju rumah bapak kepala sekolah setelah 2 jam menunggunya rapat dan setelah kami berkelana keliling kota untuk mengafdruk foto.
Alhasil pengkelanaan kami usai hingga matahari hendak tergelincir dari tenggerannya. Hari itu adalah kesempatan terakhirku untuk menyelesaikan seluruh persyaratan untuk menjejakkan kaki pertama kali ke sebuah sekolah faforitku, SMAN 1 Bojonegoro. Walau hasil UAN belum keluar PSB RSBI SMAN 1 Bojonegoro sudah dibuka.
Esok harinya, lagi-lagi dengan mengayuh sepedah ontelku bersama kedua sahabatku. Ku tempuh jarak 2km menuju SMASA. Namun, hari itu keberuntungan belum berpihak kepada ku dan ke dua sahabatku. Seakan pengorbanaku untuk memenuhi prersyaratan luntur begitu saja. Hanya karna salah satu nilai 74,2 tidak memenuhi standar, tubuhku bak kapal Titanic yang menabrak gunung es.
Kegagalan pertamaku itu gak membuatku dan sahabat-zsahabatku terjun dari jembatan malo. Bahkan hembusan wangi melati sempat aku rasakan saat datang di pendaftaran RSBI. Aku bertemu dengan sahabat kecil yang sudah lama aku tunggu selama ini, teman SD ku. Ternyata nasipnya kali ini tak berbeda sepertiku.
Akhirnya hasil UAN sudah bisa ku terima. Embun pagi mulai turun membasahi kaca jendela rumahku yang terletak di zsebelah alat yang bisa menyambungkan suara semua orang di dunia. Alat itu tiba-tiba berdering “Kring..”, wali kelasku mengabarkan hasil NEM ku yang belum bisa membuatku puas.
Aku masih dengan ke optimisanku mengkukuhkan diri mendaftar ke SMASA. Didukung orang tua, sahabat-sahabatku termasuk teman kecilku yang saat itu juga mengabari hasil NEM nya lebih baik dari aku, 27,80.
Hari pertama, hari ke-2, namaku masih terpampang dilayar putih yang disorot LCD di kelas X6 SMASA. Namun Nem ku yang hanya 26,97 tak mampu mengkatrol namaku berada di atas angka 240. Alhasil keinginan untuk satu sekolah lagi dengan sahabat kecilku pun pupus sudah.
SMA 2 inilah ternyata adalah pilihan yang terbaik setelah ku pahami dalam 1 semester setelah bernaung disini. Masih aku ingat saat pertama kali menjejakkan kaki di selolah yang gak pernah aku bayangkan akan menempatinya, masih terasa asing sekali. Kesan pertama besar, luas, rindang, tapi setelah berlama-lama beradu disini terkesan biasa ja tuch…
Aku tahu aku lalai dalam hal apa. Tapi, kapan aku bisa? Bisa membahagiakan orang tuaku, bisa membuat orang-orang yang menyayangiku bahagia? Satu tahun ini sudah aku lakukan dengan cukup puas dan dalam usaha yang cukup maksmial. Usaha untuk menjadikanku lebih percaya diri, berani, dan mencoba hal baru sudah aku zjalani. Walau masih banyak target-target tahun ini yang gak tercapai, namun aku akan raih satu tahun kedepan. Masuk sepuluh besar, memenangkan lomba, menyelesaikan novel, beli laptop pake cara sendiri, ikut kang yun, mendalami bhs. Inggris lebih dan lebih lagi, n banyak lagi dech…
Tahun ini banyak beberapa target didepan mata yang gagal aku selesaikan. Besok entah IPA atau Bahasaaku aku akan jalani dengan tekat yang bulat untuk bisa membuat orang tua ku bangga dan bahagia punya anak sepertiku
Tapi, siapa yang akan jadi motifasiku setahun kedepan dan setahun lagi saat aku duduk di kalas XII?? Hanya dengan hitungan hari saja kakak kelas XII tahun ini akan melangkahkan kakinya ke luar sma 2. Akankah dengan motifasi seorang guru-guru faforit, sahabat-zsahabat, dan anak-anak seven dwarf saja semangat balajar itu akan muncul tanpa adanya kakak yang selalu menyambut pagiku di parkiran, di depan ruang TIK, dan di ruang yang lain…. Apakah zsahabat kecilku yang gak satu atap gedung sekolah itu bisa membantu semangat belajarku disekolah??